Site icon Rumah Teknologi

cerpen bertema pahlawan

Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.

Artikel kali ini akan membahas “cerpen bertema pahlawan” ayo kita lanjutkan yahh.
Untuk adik adik diharap untuk mengerjakan soal terlebih dahulu sebelum melihat jawaban dibawah ini.
Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu orangtua serta guru untuk mengecek jawaban dari siswa
tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan siswa dalam menemukan dan cross cek jawaban yang telah ada.
setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.
Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut jawaban dari pertanyaan “cerpen bertema pahlawan”

Jawaban:

Cerpen – Air Mata Pahlawan   Matahari berjalan pelan dari timur menuju barat, sama seperti kemarin, namun tak sedikit hal yang beda dari masa laluku. Panasnya terik mentari, pekatnya udara, begitu pun benda yang sering ku genggam ini seakan mengalihkan semua mimpi mudaku. Di hadapan gedung-gedung megah di pelataran kota, pinggir jalan. Hampir setiap hari  seorang kakek tua menjajakan keterampilannya, berharap ada sepatu atau sandal robek minta di perbaiki. Hanya bermodalkan  Jarum Sol dan  gulungan benang di  berangkas kayu khas Tukang Sol Sepatu. “Aki…Gimana sepatu saya sudah selesai?”. Aki, atau lebih lengkapnya Aki Ucup, begitulah kebanyakan orang memanggilnya. “Oh iya sudah selesai nak”.

Anak muda itu pun seketika berlalu, di ratapinya Uang pemberian anak muda tadi seusai mengucap syukur alhamdulillah, Sorot matanya pun kembali pada gerak lalu lalang orang berjalan, dagu sedikit mendongak ke atas, ia bangga, bahagia. Kembali matanya dalam sudut pandang merata, jauh di seberang sana terlihat dua bocah kecil bertubuh dekil asik naik turun bus kota dengan sepucuk kicrik-kicrik dari tutup botol di tangannya. Bhatin Ki Ucup pun menangis, Jelas kicrik itu bukan mainan, tapi sama halnya dengan Jarum Sol ini. Matanya meneteskan air, Sungguh Gedung itu berdiri di atas penderitaan. Dengan mata berkaca, Aki Ucup menatap kemegahan dan kemewahan  apa yang ada sekitarnya, Kendaraan yang semakin padat merayap, Gedung yang semakin tinggi menjulang membawanya pergi teringat pada cita-cita mudanya yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari gedung itu. Yaitu “Indonesia Merdeka”72 tahun sebelumnya. “Lapor komandan, satu pesawat jepang bergerak menuju kita..”. Ucap salah satu prajurit pada komandan Ucup di dalam kereta api.

Dengan perasaan cemas, begitu pun seluruh penumpang di dalamnya. komandan Ucup pun memberikan intruksi strategi pada ke 4 bawahannya, ia pun bergerak ke depan tanpa rasa takut demi ratusan nyawa di dalam kereta. Dalam selang waktu terjadi baku tembak antara prajurit jepang dan indonesia, tak sedikit rakyat tak berdosa kehilangan nyawa. Beruntung tuhan masih memberikan pertolongan setelah kereta tepat berhenti di dalam terowongan untuk berlindung. “Merdeka…Merdeka…Merdeka”. Itulah selogan yang sering terucap Komandan Ucup tiap kali bertemu teman maupun rakyat sebangsa. Kata “Merdeka” jelas sudah menjadi barang yang paling mahal dan cita-cita semua penduduk rakyat indonesia kala itu. Hidup damai penuh kebebasan tanpa ada yang menindas atau pun di tindas, sesuka hati menggali benih dari kayanya alam tanah air. Hampir semua manusia dewasa merasakan jatuh cinta pada kekasih, begitu pula dengan Komandan Ucup. Seorang Gadis desa dekat kemah pemukiman para gerilya mampu memikat hatinya.

Mereka saling mencinta, akan tetapi cintanya terhalang oleh perjuangan, Selain Orang tua si Gadis sangat tidak setuju puterinya menjalin hubungan dengan seorang gerilyawan, Komandan Ucup pun tak ingin tekadnya untuk memperjuangkan kemerdekaan harus pudar hanya karena cinta. Hari terus berlalu, indonesia masih dalam kekuasaan jepang. Malam ini Komandan Ucup beserta para pejuang lainnya mengadakan rapat dalam suatu kemah di tempat terpencil. Entah siapa yang telah menjadi penghianat, membocorkan tujuan dan keberadaan mereka. Sekelompok prajurit jepang tiba-tiba mengepung kemah, beruntung beberapa dari pejuang termasuk komandan Ucup berhasil meloloskan diri dari kepungan. Hanya saja, Kaki Ucup kini sulit berjalan normal seperti biasa, tembusnya peluru panas di betis kaki Komandan Ucup hingga memburuk karena terlambat mendapatkan perawatan, membuat salah satu kakinya harus di Amputasi. Kini Komandan Ucup hanya bisa duduk diam di bale-bale rumahnya, semangat yang masih berkobar ini terpaksa harus sirna.

Hanya do’a yang bisa ia bantu untuk Tanah airnya. 17 Agustus 1945, Amerika menghancurkan kota Hirosima dan Nagasika di jepang. Jepang mengalami krisis kepemimpinan dan jepang menarik semua prajuritnya dari indonesia, Presiden soekarna pun langsung mendeklarasin Teks kemerdekaan indonesia. “Merdeka..Merdeka..Merdeka..” Merah putih berkibar di seluruh  indonesia, semua rakyat indonesia bergembira. Komandan Ucup pun menangis penuh bahagia diatas tongkatnya. “Terima kasih ya tuhan..Merdeka..Merdeka..” Ucap Komandan Ucup, menuju keluar merayakan kemerdekaan.  Hari ke hari Komandan Ucup melaluinya sendiri. Tanpa istri apalagi anak seperti teman sebayanya. mungkin kekurangan fisik membuatnya harus sendiri hingga hari ini. Hari yang penuh pertanyaan “Apakah indonesia sudah merdeka!”
TAMAT

Demikian penjelasan mengenai pertanyaan “cerpen bertema pahlawan”.  semoga dapat membantu.

Exit mobile version