Site icon Rumah Teknologi

mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat indonesia

Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.

Artikel kali ini akan membahas “mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat indonesia”

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemuka jawaban yang telah ada.

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan dari “mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat indonesia”

Pengertian Kerjasama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kerjasama berarti “kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, organisasi, atau pemerintah) untuk mencapai tujuan bersama”.

Kemudian menurut Soekanto (1990), pengertian kerjasama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama.

Selain itu, menurut Sunarto (2000), kerjasama berarti adanya partisipasi pribadi antara dua pihak untuk mencapai solusi yang optimal dari masalah yang dihadapi.

Dari sekian banyak pendapat mengenai pengertian kerjasama, dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Bentuk kerjasama

Bentuk kerjasama dapat dibagi atas dasar kepentingan implementasi dan urgensi (immediate interest).

Berdasarkan kepentingan pelaksanaannya
1. Harmoni
Bentuk kerjasama ini adalah gotong royong dan gotong royong antar individu dalam pelaksanaannya

2. Tawar-menawar
Bentuk kerjasama ini timbul karena adanya kesepakatan atau persetujuan antara dua pihak atau lebih yang terlibat

3. Polarisasi
Bentuk kerjasama ini dapat dilihat melalui penerimaan terhadap hal-hal baru guna menghindari goncangn dalam stabilitas tim atau organisasi gabungan.

4. Aliansi
Bentuk kerjasama ini terjadi antara dua atau lebih pihak yang berkepentingan guna mencapai tujuan yang sama. Misalnya, koalisi partai politik dalam penyelenggaraan pemilihan umum.

5- Bergabung dengan Usaha
Kerjasama jenis ini terjadi pada beberapa tim atau perusahaan di bidang perdagangan atau penanganan proyek.

Atas dasar urgensi:
1. Kerja sama spontan
Merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya dan tanpa batasan. Misalnya: ketika guru meminta siswa untuk berkumpul dengan rekannya di meja.

2. Kerjasama langsung
Ini adalah bentuk kerjasama yang diarahkan atau diperintahkan terlebih dahulu oleh atasan atau otoritas. Contoh: Mahasiswa yang ditugaskan untuk melaksanakan KKN di pedesaan sebagai pengabdian masyarakat.

3. Kerja sama kontraktual
Bentuk kerjasama ini tergantung pada motif tertentu dan biasanya ada kesepakatan yang harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang terlibat.

4. Kerjasama tradisional
Bentuk kerjasama ini tercipta karena kebiasaan atau kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat. Misalnya kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam rangka membersihkan parit dengan tujuan mencegah banjir saat hujan deras.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja sama

Dalam hal kerjasama, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:

Kerjasama Tim

Sudah tertulis bahwa kerjasama “biasanya” mengacu pada kelompok atau tim.

Menurut Leonard (2013), teamwork adalah orang-orang yang bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam mencapai tujuan kelompok.

Sedangkan menurut Lehnder (2011), kerja tim adalah aktivitas individu bekerja sama dalam lingkungan kolaboratif untuk mencapai tujuan tim bersama melalui pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Gregory (2012), kerja tim membutuhkan kemampuan anggota tim untuk bekerja sama, berkomunikasi secara efektif, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan satu sama lain, serta membangkitkan kepercayaan diri untuk menghasilkan tim dan tindakan yang terkoordinasi.

Ada tiga komponen yang mengacu pada proses kerjasama tim dan harus diperhatikan, yaitu kerjasama tim, kepercayaan dan saling melengkapi.

Menurut Schermerhorn (2010), kerjasama tim yang dijalankan dengan baik dapat memberikan banyak manfaat bagi tim dan anggotanya, yaitu

Ada banyak cara untuk memecahkan masalah

Beli buku di Gramedia

Ada lima tahapan dalam pengembangan proses kerja tim dan mereka adalah:

1. Tahap pembentukan

Pada titik ini, anggota tim akan berkumpul dan mempertimbangkan kemungkinan menciptakan lingkungan persahabatan dan bimbingan yang penting, yang dipengaruhi oleh harapan dan keinginan.

2. Tahap konflik

Pada tahap ini ditandai dengan munculnya beberapa konflik dan perselisihan antar anggotanya, sehingga terjadi ketegangan dan saling bersaing.

3. Tahap merumuskan aturan

Pada titik inilah konflik yang terjadi pada tahapan sebelumnya dapat diselesaikan sehingga kesatuan tim mulai muncul. Anggota tim akan menyadari bahwa tujuan tim itu penting dan tidak lagi fokus pada tujuan individu.

4. Tahap penunjukan kerja

Pada tahap ini terlihat bahwa tim lebih terorganisir, lebih fokus pada pemecahan masalah dan pencapaian tujuan bersama.

5. Tahap pencairan

Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan tugas tetapi masih berkaitan dengan rangkaian kegiatan kerja kelompok.

Dalam pelaksanaan kerjasama tim tentunya terdapat aspek-aspek tertentu, yaitu:

Mencapai tujuan (baik secara individu atau sebagai tim)

Penyesuaian terkait pemahaman tujuan tim dan pembagian tugas masing-masing anggota

Manfaat kolaborasi

Kesimpulan dari pertanyaan Mengapa sifat kerja sama telah lama berakar dalam budaya masyarakat indonesia? Hal ini disebabkan karena kerjasama merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang selalu secara sukarela menolong kesulitan sesama dan mengerjakan suatu kegiatan secara bersama. Semoga bermanfaat untuk anda***

Exit mobile version