sesuatu yang diciptakan allah namun allah tidak menyukai suaranya

RUMAHTEKNOLOGI.COM – Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.

Artikel kali ini akan membahas “sesuatu yang diciptakan allah namun allah tidak menyukai suaranya”

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemuka jawaban yang telah ada.

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan dari “sesuatu yang diciptakan allah namun allah tidak menyukai suaranya”

Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk adab berbicara dengan orang lain. Saat berbicara, umat Muslim dianjurkan untuk memelankan suara.Tidak diperkenankan bagi umat Muslim berteriak di hadapan orang lain.

Allah melarang keras hal tersebut sampai menegaskannya di dalam Al-Quran, tepatnya dalam Surat Luqman ayat 19 yang berbunyi:
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
Dari ayat tersebut, dapat diketahui Allah menyamakan suara yang buruk dengan suara keledai. Kenapa Allah tidak menyukai suara keledai meski merupakan ciptaan-Nya sendiri? Berikut penjelasan lengkapnya.

Mengapa Allah tidak menyukai gonggongan keledai? Saya memerintahkan Anda untuk tidak membesar-besarkan atau meninggikan suara Anda. Karena berbicara dengan tenang lebih nyaman bagi mereka yang mendengarkan.

Sebaliknya, Allah menegaskan bahwa suara yang paling buruk adalah menaikkannya di atas tingkat yang disyaratkan. telah melakukan. Itulah sebabnya Allah menyamakan suara yang nyaring dengan suara keledai.
Selain itu, suara keledai juga dianggap sebagai tanda kehadiran setan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kalian mendengar suara kokokan ayam, maka mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya dan apabila kalian mendengar suara lengkingan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, karena sesungguhnya keledai itu sedang melihat setan.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/711)

BACA JUGA:  jelaskan proses penyaringan air dengan cara graffiti led filtering system

Selain dilarang meninggikan suara, ada beberapa adab berbicara yang harus diperhatikan oleh umat Muslim. Berikut rangkumannya yang dikutip dari buku Ringkasan Kitab Adab tulisan Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub:
1. Menjaga Lisan
Setiap Muslim harus mampu menjaga lisannya dari perkataan yang batil, dusta, ghibah, dan segala yang diharamkan oleh Allah SWT. Ini seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam salah satu sabda-Nya:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
2. Tidak Berkata Kotor
Rasulullah SAW melarang umat Muslim berkata yang tidak baik, seperti mencela, mengutuk, dan mengatakan kata-kata kotor. Kaum Muslimin hendaknya berbicara dengan lemah lembut dan sopan.
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi)
3. Berpikir Sebelum Berbicara
Pepatah “Mulutmu harimaumu” mewakili adab untuk berpikir sebelum bicara. Maksudnya, setiap kata yang dilontarkan seseorang berisiko menyakiti hati orang lain. Karenanya, pikirkanlah matang-matang mengucapkan sesuatu.
Jika bermanfaat bagi orang lain, ucapkanlah. Namun, jika tidak bermanfaat dan mengandung tujuan yang negatif, lebih baik diam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Suara Keledai yang Dicela dalam al-Quran
Apa yang dimaksud suara keledai yang disebut suara paling jelek atau suara paling munkar…?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Allah mencela meniru suara keledai, karena suara ini paling tidak baik.
Allah berfirman,
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Sederhanalah kamu dalam berjalan dan turunkan nada suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
Di bagian awal Allah perintahkan kita untuk merendahkan suara, sementara di bagian akhir Allah mencela suara keledai. Suara keledai ketika meringkik seperti suara teriakan yang melengking.

BACA JUGA:  bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dalam teks negosiasi adalah

Dalam tafsir Ibnu Asyur – at-Tahrir wa at-Tanwir – dinyatakan,
وجملة إن أنكر الأصوات لصوت الحمير تعليل علل به الأمر بالغض من صوته باعتبارها متضمنة تشبيها بليغا ، أي لأن صوت الحمير أنكر الأصوات . ورفع الصوت في الكلام يشبه نهيق الحمير فله حظ من النكارة

Kesimpulan bahwa suara yang paling mungkar adalah suara keledai merupakan alasan yang melatar belakangi perintah untuk merendahkan suara. Karena berteriak sangat mirip dengan suara keledai. Artinya, mengingat suara keledai adalah suara yang paling buruk, dan teriak-teriak ketika berbicara mirip seperti ringkikan keledai, menunjukkan bahwa teriak-teriak termasuk kemungkaran. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 21/111).
Dalam islam, kita diajarkan agar tidak meniru makhluk yang lebih rendah dibandingkan diri kita sebagai muslim. Termasuk diantaranya adalah larangan meniru binatang. Karena binatang lebih rendah dibandingkan manusia. Jika teriak-teriak mirip seperti keledai menunjukkan bahwa selayaknya ini ditinggalkan.
Abdullah bin Wahb meriwayatkan dari Ibnu Zaid, bahwa ketika menafsirkan ayat ini beliau mengatakan,
لو كان رفع الصوت هو خيرا ما جعله للحمير
Andaikan teriak itu baik, tentu Allah tidak akan menjadikannya untuk keledai. (Tafsir at-Thabari, 20/147)

Mengapa Tuhan benci suara keledai padahal dia sendiri yang menciptakan? Atau bagaimana pendapatmu tentang itu?
saya membaca di dalam agama islam Allah berfirman :
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Sederhanalah kamu dalam berjalan dan turunkan nada suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
di situ ditulis bahwa turunkan nada suaramu sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Hmm, saya akan menjawab dengan kepala saya, apakah Anda pernah mendengar tentang keledai? Suara-suara yang menurut saya unik adalah seperti desahan dan gelak tawa manusia. Mungkin ada makna dalam firman Tuhan, tetapi jika manusia tertawa atau mengeluarkan jeritan mengerikan seperti keledai, itu akan sangat menjijikkan dan menyinggung.
Menurut saya atau pendapat saya, semua ciri-ciri hewan dimiliki oleh makhluk hidup, yaitu manusia.

BACA JUGA:  sosiologi ada hubungannya dengan sejarah sebab sosiologi juga mempelajari

Saya beri contoh tikus rakus yang makan apa saja, manusia rakus yang makan apa saja dan mengambil uang yang bukan miliknya. Jika semut suka berkerumun dan melawan makhluk yang lebih besar dari dirinya seperti manusia, maka semut yang selalu berkerumun akan berkerumun seperti semut untuk memenangkan pertempuran. Burung beo yang suka menirukan suara apapun sama dengan manusia yang suka mengikuti orang dan berceloteh.

Mungkin Tuhan ingin menciptakan keledai sebagai contoh manusia yang melolong seperti kacang kedelai. Inilah pemikiran saya tentang pertanyaan filosofis ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an bahwa suara yang paling buruk adalah suara keledai.

Tetapi mengapa Tuhan tidak menyukai suara keledai?

Alasannya adalah bahwa Allah memerintahkan umat Islam untuk tidak membesar-besarkan atau meninggikan suara mereka ketika berbicara. Umat Islam diharapkan berbicara dengan pelan karena terdengar menyenangkan bagi pendengarnya. Berawal dari buku Tafsir Majid An-Nur karya Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.

Demikianlah, di sepanjang Lukman ayat 19, keledai menjadi perumpamaan karena mengeluarkan suara yang melengking seperti rengekan yang menakutkan.
Berbicara dengan keras, tidak enak didengar, menyakiti pikiran dan telinga, sangat dibenci oleh Allah, yang membandingkannya dengan gonggongan keledai.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir 3/711, suara keledai menurut Islam adalah pertanda adanya setan.
“Apabila kalian mendengar suara kokokan ayam, maka mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya dan apabila kalian mendengar suara lengkingan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, karena sesungguhnya keledai itu sedang melihat setan.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/711).