air hujan dapat menjadi air tanah karena proses

RUMAHTEKNOLOGI.COM – Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan

Artikel kali ini akan memberi contoh “air hujan dapat menjadi air tanah karena proses”

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemukan jawaban yang telah ada

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut adalah contoh “air hujan dapat menjadi air tanah karena proses”

Selain air sungai dan air hujan, air tanah merupakan sumber air bersih lainnya. Air tanah ditemukan di lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

Dikutip dari situs resmi statistik pemerintah DKI Jakarta, jumlah penggunaan air tanah di DKI Jakarta mencapai 8.155.282 m3 pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan penggunaan air tanah sangat tinggi.

Dari angka tersebut, Jakarta Selatan menggunakan setengah dari total penggunaan air tanah DKI Jakarta sebesar 4.348.123 m3. Pasalnya, kawasan Jakarta Selatan didominasi oleh gedung perkantoran dan kawasan pemukiman.

Air tanah sendiri bisa berasal dari air hujan, laut, atau magma. Air tanah yang berasal dari air hujan disebut air vados atau air tua. Lalu bagaimana proses pembentukan air hujan menjadi air tanah? simak penjelasan berikut ini
Proses air hujan menjadi air tanah
Masuknya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Gaya gravitasi menarik air ke permukaan tanah. Sementara itu, gaya kapiler mendistribusikan air di sekitarnya, secara vertikal dan horizontal.

BACA JUGA:  KKN Jusuran Hukum Gak Bosen dengan 5 Tema Proker yang Kekinian Abis!

Proses air hujan menjadi air tanah akibat proses infiltrasi. Secara garis besar, proses infiltrasi air ke permukaan tanah dapat dibagi menjadi beberapa poin penting, antara lain:
Hujan atau presipitasi lainnya.
Masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
Menangkap air hujan di dalam tanah.
Proses mengalirnya air ke tempat lain.
Saat jatuh ke tanah, air hujan akan terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah air yang mengalir di permukaan (runoff) dan yang kedua adalah air yang masuk ke dalam tanah.

Ada dua parameter penting yang terkait dengan proses infiltrasi, yaitu laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Mengutip buku Erosi karya Prof.Dr.Ir.Irwan Sukri Banuwa, M.Si., berikut penjelasan keduanya:
Kapasitas infiltrasi adalah jumlah air yang masuk ke dalam tanah terhadap lamanya waktu pengisian.
Laju infiltrasi adalah jumlah air tanah per satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah.

Umumnya gaya gravitasi cukup dominan pada permukaan tanah yang memiliki pori-pori besar. Sedangkan gaya kapiler mendominasi pada permukaan tanah yang memiliki pori-pori kecil dan rapat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi
Proses infiltrasi merupakan proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun, salah satu faktor yang paling menentukan adalah permeabilitas tanah.

Dikutip dari website balittanah.litbang.pertanian.go.id, permeabilitas tanah dapat diartikan sebagai kecepatan gerak cairan dalam media berpori dalam keadaan jenuh.

Secara umum, semakin tinggi permeabilitas tanah, semakin banyak air yang dapat masuk ke dalam tanah. Jadi, semakin tinggi permeabilitas, semakin tinggi laju infiltrasi.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas dan kemampuan tanah untuk melewatkan air:

• Tekstur dan struktur tanah

• Kelembaban tanah

• Kegiatan makhluk hidup

BACA JUGA:  berikut ini yang bukan merupakan peran tanah bagi kehidupan adalah

• Unsur organik yang ada di dalam tanah

• Jenis dan kedalaman serasah

• Penutup tanah

Tanah yang memiliki tekstur gembur akan memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih besar daripada tanah lempung. Sedangkan tanah yang jenuh air (kelembaban tinggi) cenderung memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih rendah dibandingkan tanah kering.

Untuk dapat mengakses air tanah, perlu dibangun sumur. Ketinggian air sumur menunjukkan ketinggian muka air tanah. Ketinggian air tanah di setiap daerah tentunya berbeda-beda, tergantung dari banyaknya air yang meresap ke dalam tanah.***