jenis paragraf berdasarkan gagasan pokok

RUMAHTEKNOLOGI.COM – Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan

Artikel kali ini akan memberi contoh “jenis paragraf berdasarkan gagasan pokok”

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemukan jawaban yang telah ada

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut adalah contoh “jenis paragraf berdasarkan gagasan pokok”

Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berhubungan. Pada umumnya paragraf digunakan untuk mengungkapkan atau mengembangkan suatu gagasan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, paragraf adalah bab dalam karangan (biasanya berisi satu gagasan utama dan tulisan dimulai dengan baris baru).

Dalam sebuah esai, semua ide dikemas dalam bentuk paragraf. Kemudian di dalam paragraf terdapat pokok pikiran atau gagasan pokok dan gagasan penjelas.

Perlu diperhatikan, berdasarkan letak gagasan pokok, terdapat lima jenis paragraf. Lima jenis paragraf meliputi paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan pencar.

Berikut penjelasan jenis-jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya, seperti dilansir rumahpusbin.kemdikbud.go.id, Jumat (3/12/2021).

Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau ide pokoknya terletak di awal paragraf dan diikuti dengan kalimat penjelas untuk mendukung ide pokok tersebut.

Ide pokok atau main idea berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik kemudian diikuti oleh kalimat pengembang untuk memperjelas informasi.

Berikut ini adalah contoh paragraf deduktif yang gagasan utamanya berada di awal:

BACA JUGA:  212 menit brp jam

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang memiliki etos kerja yang tinggi, yaitu tenaga kerja yang cerdas, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja cerdas adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan akademik yang memadai menurut disiplin ilmu tertentu. Terampil berarti mampu menerapkan kemampuan akademik yang dimiliki beserta kemampuan penunjang yang sesuai untuk diterapkan guna memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang memiliki sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada di akhir. Secara umum, paragraf induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

sebuah. Diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan pendukung gagasan utama.

b. Kemudian menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa tertentu.

Contoh Paragraf Induktif:

Salju yang jatuh dari langit memberikan hiasan yang indah bagi bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan yang indah dan memikat bagi penikmat keindahan. Udara dingin semakin menggigit daerah-daerah dengan iklim subtropis dan sedang ini. Ini adalah musim dingin di Negeri Matahari Terbit.

Contoh paragraf di atas diawali dengan perincian berupa peristiwa khusus.

Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada di awal dan di akhir. Meskipun kemunculan kalimat topik itu ada dua, bukan berarti ide pokoknya ada dua.

Adanya dua kalimat topik hanya sebagai bentuk pengulangan gagasan utama sekaligus untuk memperkuat informasi. Paragraf dengan pola ini dimulai dengan pernyataan umum.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pernyataan khusus sebagai penjelasan, dan diakhiri dengan pernyataan umum sebagai pengulangan dari gagasan utama.

Biasanya gagasan utama di akhir paragraf dikemas dalam kalimat topik yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.

BACA JUGA:  5 Tips Lolos Magang untuk Mahasiswa

Contoh paragraf deduktif-induktif:

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kolesterol tinggi merupakan faktor risiko terbesar yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung koroner. Hampir 80 persen penyakit jantung koroner di Eropa disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Padahal, di Amerika, hampir 90 persen penyakit jantung koroner disebabkan oleh penderitanya mengonsumsi makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Demikian pula di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.