Site icon Rumah Teknologi

kitab yang dipakai nabi zakaria untuk memimpin umatnya adalah kitab

RUMAHTEKNOLOGI.COM – Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan

Artikel kali ini akan memberi contoh “kitab yang dipakai nabi zakaria untuk memimpin umatnya adalah kitab”

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemukan jawaban yang telah ada

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut adalah contoh “kitab yang dipakai nabi zakaria untuk memimpin umatnya adalah kitab”

Nabi Yahya AS termasuk orang-orang shaleh yang dimuliakan Allah SWT. Kelahirannya merupakan mukjizat dari Allah berkat ketulusan doa ayahnya, Nabi Zakaria AS.
Kisah Nabi Yahya AS tak lepas dari kisah Nabi Zakaria AS. Ia menjadi penerus dakwah ayahnya kepada kaum Bani Israil.

Ia lahir saat ayahnya sudah menginjak usia senja. Sehingga Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Yahya AS dengan hafal kitab sejak usia kanak-kanak.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Maryam ayat 12-13 sebagai berikut:

يَٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَٰبَ بِقُوَّةٍ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّا (12) وَحَنَانًا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَوٰةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا (13)

Artinya: “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa).” (Q.S Maryam: 12-13)

Selain hafal kitab Taurat sejak kecil, Nabi Yahya AS berbakti kepada orang tuanya. Tidak ada kesombongan dalam diri Nabi Yahya AS apalagi durhaka kepada kedua orang tuanya. Bahkan Allah SWT memberikan kesejahteraan atas dirinya. Ia gigih mengajak kaum Bani Israil untuk terus menyembah Allah SWT.

وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَيْهِ وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّا (14) وَسَلَٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا (15)

Artinya: “Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S Maryam: 14-15)

Dikutip dari buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Quran karangan Adil Musthafa Abdul Halim, Nabi Yahya AS merupakan seorang anak yang suci. Ia diberikan kebijaksaan dalam otaknya.

Ia disebut sebagai manusia yang menyukai ibadah dengan ketinggian ilmunya. Di kehidupan sosial, Nabi Yahya AS dikenal sebagai orang yang berani dalam kebenaran dan tegas dalam kebatilan.

Diceritakan oleh Usman bin Affan bin Abdul AS bin Umayyah bin Abdu Syams dalam 25 Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS Hingga Muhammad Saw, Nabi Yahya AS diberikan mukjizat lain berupa rasa cinta dari sisi Allah SWT yaitu Al Hanan.

Al Hanan merupakan ilmu tentang kecintaan terhadap seluruh makluk beserta alam semesta. Hanan merupakan tingkat cinta yang bersumber dari ilmu. Allah SWT memberikan karunia kepadanya berupa sifat Al-Hanan ini sejak Nabi Yahya AS masih muda.

Berkat kecintaan dan kasih sayangnya itu, Nabi Yahya AS dicintai semua makhluk. Tidak hanya manusia, bahkan burung-burung, binatang buas, gurun, hingga gunung turut mencintainya.

Nabi Yahya AS menjadi tauladan dalam ibadah, zuhud, dan cinta.

Nabi Yahya AS meninggal dalam pengejaran raja Bani Israil yang menentang ajarannya. Diceritakan raja Bani Israil menyukai keponakannya dan hendak menikahinya.

Sementara Nabi Yahya AS menerangkan bahwa tidak diperbolehkan untuk menikahi anak perempuan saudaranya (keponakan). Beberapa riwayat mengatakan bahwa wanita yang dimaksud adalah anak tiri bukan keponakan.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Isa bin Maryam AS dan Nabi Yahya AS dibangkitkan dengan ditemani dua belas pengikut setianya yang senantiasa membantunya dalam berdakwah. Wallahu a’lam.***

Exit mobile version