Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.
Artikel kali ini akan membahas “termasuk peristiwa apakah perpindahan panas pada percobaan ini mengapa demikian”
Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.
Tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemuka jawaban yang telah ada.
Setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.
Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan dari “termasuk peristiwa apakah perpindahan panas pada percobaan ini mengapa demikian”
Pengertian Panas atau Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika keduanya digabungkan atau disentuhkan. Ketika dua benda dengan suhu berbeda disatukan, mereka akan tampak sebagai panas yang mengalir atau bergerak. Misalnya, ketika Grameds mencampurkan air dingin dengan air panas, akan menghasilkan air hangat.
Grameds perlu mengetahui perbedaan suhu dan panas. Suhu adalah nilai yang dapat diukur dengan termometer, sedangkan panas adalah energi yang mengalir pada satu suhu tubuh ke suhu lainnya. Menurut SI atau MKS satuan kalor adalah joule (J) sedangkan menurut CGS satuan kalor adalah erg dan untuk beberapa jenis makanan digunakan satuan kalori. Dapat dihitung bahwa satu kalori adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air hangat hingga satu derajat Celcius (C). Jadi bisa dikatakan 1 kalori = 4,184 J atau biasanya dibulatkan menjadi 4,2 J.
Pengertian kalor dapat juga disebut sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat tertentu, untuk mengetahuinya diperlukan suatu alat pengukur suhu benda tersebut. Denda dapat memperhatikan air panas yang tertinggal di luar ruangan, dan lambat laun akan menjadi dingin karena ada panas yang dilepaskan oleh zat air di udara. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kenaikan dan penurunan suhu pada benda adalah besarnya kalor, massa benda, dan jenis benda itu sendiri.
Panas secara alami berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, sehingga cenderung menyamakan suhu kedua benda ketika bertemu atau bersentuhan. Jika suhu suatu benda tinggi, panas yang dikandungnya juga sangat besar. Sebaliknya, jika suhu tubuh rendah, panasnya juga kecil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jumlah kalor yang terkandung dalam suatu benda atau zat menyesuaikan dengan 3 faktor, yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu.
Kalor kemudian dapat menaikkan atau menurunkan temperatur, sehingga semakin tinggi temperatur, semakin banyak kalor yang diterima. Sebaliknya, sedikit peningkatan suhu akan menyebabkannya menerima sedikit panas. Ini berarti bahwa hubungan termodinamika (Q) akan berbanding lurus atau berbanding lurus dengan kenaikan suhu (∆ T), jika massa (m) dan panas spesifik materi (c) benda tetap.
jenis perpindahan panas
Dari penjelasan pengertian, jenis, rumus dan perubahan kalor di atas, jelas terlihat bahwa kalor juga berpindah bila bertemu dengan benda yang disentuh atau dikendalikan. Dari gejala tersebut dapat terjadi beberapa jenis perpindahan panas sebagai berikut:
1. Konduksi
Perpindahan panas konduktif terjadi dengan melewati media seperti logam tanpa disertai dengan gerakan partikel yang terus-menerus di dalam material itu sendiri. Misalnya, saat Anda memanaskan salah satu ujung logam, ujung logam lainnya juga ikut memanas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Memanaskan ujung logam menyebabkan partikel logam bergetar terhadap partikel lain yang menempel padanya. Inilah sebabnya mengapa semua partikel logam akan bergetar meskipun hanya satu ujung logam yang memanas karena ini merangsang perpindahan panas.
2. Konveksi
Konveksi adalah salah satu proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan pergerakan bagian-bagian zat itu sendiri. Perpindahan kalor ini dapat terjadi pada zat cair atau gas, sehingga jenis perpindahan ini terbagi menjadi dua bagian sebagai berikut :
Konveksi: Ini adalah perpindahan termal yang dihasilkan dari adanya gaya apung tanpa faktor eksternal dan dipengaruhi oleh berbagai jenis objek. Misalnya, apa yang terjadi pada air pemanas, karena kerapatan molekul air panas naik dari api dan kemudian digantikan oleh molekul air lain yang bersuhu lebih rendah. Proses ini menyebabkan semua molekul materi menjadi benar-benar panas.
Konveksi paksa: Ini adalah gerakan termal yang terjadi sebagai akibat pengaruh faktor eksternal seperti tekanan dan perpindahan panas dengan kekuatan atau niat. Artinya panas dipaksa untuk melakukan perjalanan ke tujuan dengan bantuan faktor eksternal seperti tekanan. Misalnya yang terjadi pada kipas angin yang membawa udara dingin ke tempat yang panas, radiator mobil yang berisi sistem pendingin mesin, dan contoh lainnya.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas yang tidak menggunakan bahan perantara apapun. Radiasi berbeda dari konduksi dan konveksi dalam perpindahan panas. Perpindahan kalor secara radiasi tidak selalu mensyaratkan kedua benda saling bertemu atau bersentuhan karena kalor dapat berpindah tanpa perantara. Ini berarti bahwa panas akan dipancarkan ke segala arah oleh sumber panas dan kemudian mengalir ke segala arah.
Sebenarnya setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi termal, namun besarnya bergantung pada suhu benda dan warna bahan benda tersebut. Semakin panas suatu benda dibandingkan dengan suhu lingkungan sekitarnya, semakin banyak kalor yang dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Jadi semakin besar luas permukaan benda panas, semakin panas pula panas yang memancar di sekitarnya.***