Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.
Artikel kali ini akan membahas “sistem pemerintahan kerajaan sriwijaya”
Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.
Tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemuka jawaban yang telah ada.
Setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.
Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan dari “sistem pemerintahan kerajaan sriwijaya”
Catatan awal berdirinya kerajaan Sriwijaya pertama kali ditelaah oleh seorang pria kelahiran Perancis pada tahun 1920 bernama Georges Koedes. Saat itu, ia melaporkan temuannya di sebuah surat kabar berbahasa Indonesia dan Belanda.
Kerajaan Sriwijaya diyakini telah ada dan muncul pertama kali pada abad ke-7 Masehi. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan seorang biksu bernama I Tsing yang menulis kisah 6 bulan tinggal di kerajaan Sriwijaya. Tak hanya itu, catatan berdirinya Kerajaan Sriwijaya juga didasarkan pada penemuan banyak prasasti abad ke-7.
Pada abad ke-7 Masehi, kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang Sri Janayasa atau dikenal dengan nama Sri Jayanasa merupakan raja pertama kerajaan Sriwijaya. Informasi ini tertulis di salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Bangka.
Namun, kisah berdirinya kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu hal yang terkadang sulit dipecahkan oleh para peneliti. Karena dalam sumber-sumber yang ditemukan atau ditemui, tidak ada struktur silsilah yang tersusun rapi antara raja-raja di kerajaan Sriwijaya.
Sebuah prasasti Kedukan Bukit tahun 682 M menyebutkan nama Dapunta Hyang adalah seorang raja di kerajaan Sriwijaya. Kemudian, dalam prasasti lain, prasasti Talang Tuo tahun 684 M, disebutkan bahwa nama Dapunta Hyang kembali disebut sebagai Dapunta Hyang Sri Janayasa. Kedua prasasti ini merupakan tafsir tertua tentang tokoh Dapunta Hyang Sri Janayasa yang dianggap sebagai kepala atau raja di kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Kedukan Bukit juga mengisahkan tentang seorang bernama Dapunta Hyang yang pernah melakukan perjalanan dengan 20.000 prajurit dari Minanga Tamwan menuju Palembang, Bengkulu, dan Jambi. Dalam perjalanannya, ia berhasil menguasai daerah yang dianggap strategis untuk perdagangan kerajaan Sriwijaya hingga makmur.
Sedangkan berdasarkan prasasti Kota yang ditemukan di Pulau Bangka pada tahun 686 Masehi. Isi prasasti menceritakan kisah kerajaan Sriwijaya yang diyakini berhasil menaklukkan Sumatera bagian selatan, Bangka, dan Belitung. ke Kabupaten Lampung.
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa Sri Gyanasa berusaha melancarkan kampanye militernya melancarkan serangan ke wilayah Jawa yang dianggapnya sebagai wilayah yang tidak mau mengabdi kepada Maharaja Sriwijaya. Peristiwa ini terjadi pada masa runtuhnya sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kerajaan Tarumanegara dan sebuah kerajaan di Jawa Tengah bernama Kalingga atau Kerajaan Holing. Penyerangan itu bisa saja terjadi karena adanya serangan atau perlawanan dari kerajaan Sriwijaya.
Kesimpulan
Sistem pemerintahan Sriwijaya berbentuk kerajaan berbasis maritim dimana perpindahan kekuasaan didasarkan pada garis keturunan. Sriwijaya, oleh pengamat sejarah, disebut sebagai kerajaan nasional pertama di Nusantara mengingat betapa luasnya wilayah yang tunduk di kekuasaannya.
Sriwijaya adalah kerajaan maritim, armada laut mereka saat itu dikenal sebagai salah satu yang terbaik. Meski demikian, Sriwijaya bisa dikatakan bersifat metropolis karena masih mengandalkan tradisi diplomasi. Oleh karena lokasi yang strategis, maka Sriwijaya tumbuh pesat dalam bidang pelayaran dan perdagangan.
Sejumlah peninggalan prasasti kerajaan Sriwijaya menyebutkan bahwa kerajaan ini memperluas wilayah dengan jalan ekspansi militer. Adapun birokrasinya memperhatikan betul pelaksanaan berbagai aturan dalam menjamin ketertiban dan ketenangan dalam negeri. Beberapa prasasti juga memuat keterangan mengenai penguasa daerah yang tunduk pada Sriwijaya tidak diberi keleluasaan memerintah.
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Sriwijaya menjadikan mereka kerajaan maritim yang besar dengan wilayah yang luas. Pengaruh Sriwijaya juga dikenal cukup kuat tak hanya pada kerajaan yang bertetangga tetapi juga dengan kerajaan jauh yang ada di China, India dan Vietnam.
Sistem pemerintahan tersebut tak hanya memiliki pengaruh besar di masa silam tetapi hingga saat ini. Keberhasilan pemerintah Sriwijaya mempersatukan banyak wilayah di nusantara menjadi roh bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. Sriwijaya juga menjadi ilham bagi Indonesia dalam mengembangkan diri sebagai poros maritim dunia.***