Kenali Dulu! Sistem Penilaian Kinerja Pengabdian Masyarakat

Kenali Dulu! Sistem Penilaian Kinerja Pengabdian Masyarakat

Kenali Dulu! Sistem Penilaian Kinerja Pengabdian Masyarakat

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan keberhasilan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi, dilakukan penilaian kinerja pengabdian masyarakat secara berkala.

Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Simlitabmas), yang merupakan sistem pengelolaan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sistem ini telah diterapkan sejak tahun 2013 untuk memastikan pengelolaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang baik.

Proses penilaian kinerja pengabdian masyarakat dilakukan setiap tiga tahun sekali, sejalan dengan penilaian kinerja penelitian. Penilaian ini dilakukan berdasarkan indikator capaian yang telah ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja pengabdian masyarakat perguruan tinggi di Indonesia.

Proses penilaian kinerja pengabdian masyarakat dimulai dengan pengisian data kinerja pengabdian masyarakat secara daring melalui Simlitabmas.

Operator perguruan tinggi akan memasukkan data yang mencakup aspek-aspek seperti Sumber Daya Pengabdian Masyarakat, Manajemen Pengabdian Masyarakat, Luaran Pengabdian Masyarakat, dan revenue generating yang diperoleh dari pengabdian masyarakat. Data yang diisikan harus sesuai dengan standar nasional pengabdian masyarakat yang telah ditetapkan.

Setelah data diisikan, dilakukan validasi untuk memastikan keabsahan dan keakuratan data yang telah dilaporkan. Perguruan tinggi memiliki kesempatan untuk memperbaiki data yang tidak valid dengan melengkapi data pendukung yang diperlukan. Setelah proses validasi, data akan dianalisis berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Hasil analisis akan digunakan untuk mengelompokkan perguruan tinggi ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok unggul (excellent), sangat bagus (very good), memuaskan (satisfactory), atau kurang memuaskan (marginal).

Pengelompokan ini akan memberikan konsekuensi terhadap hak dan kewajiban perguruan tinggi dalam pengelolaan kegiatan pengabdian masyarakat. Perguruan tinggi dengan kinerja pengabdian masyarakat yang baik akan mendapatkan alokasi dana pengabdian masyarakat yang sesuai dengan statusnya.

BACA JUGA:  7 Jenis Magang yang Bisa Dicoba oleh Mahasiswa, Apa Saja? Yuk Simak!

Dalam panduan penilaian kinerja pengabdian masyarakat perguruan tinggi, terdapat empat aspek yang menjadi dasar penilaian. Keempat aspek tersebut meliputi:

1. Aspek Sumber Daya Pengabdian kepada Masyarakat

Menilai ketersediaan sumber daya manusia, kelembagaan dan fasilitas penunjang, pendanaan, dan sumber daya Iptek yang mendukung pengabdian masyarakat. Kualitas dan kuantitas personil dan teknisi, serta dukungan sarana dan prasarana, akan mempengaruhi kualitas dan hasil dari pengabdian masyarakat.

2. Aspek Manajemen Pengabdian kepada Masyarakat

Menilai pengelolaan kegiatan pengabdian masyarakat, termasuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Tata kelola kelembagaan yang baik akan mendukung tercapainya kinerja pengabdian masyarakat yang optimal.

3. Aspek Luaran Pengabdian kepada Masyarakat

Menilai luaran atau hasil konkret yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat. Hal ini meliputi produk, jasa, atau inovasi yang memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat.

4. Aspek Revenue Generating dari Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Menilai kemampuan perguruan tinggi dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan pengabdian masyarakat. Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendukung kelangsungan dan pengembangan kegiatan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi.

Penilaian kinerja pengabdian masyarakat juga melibatkan peran Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) serta tim penilai eksternal yang terdiri dari para ahli dan praktisi di bidang pengabdian masyarakat. Tim penilai eksternal akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang telah diisikan oleh perguruan tinggi.

Selain itu, aspek pengabdian masyarakat juga dapat dievaluasi melalui partisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat, seperti pelatihan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh mitra kerja perguruan tinggi atau pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat.

BACA JUGA:  Inilah 5 Poin Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Pengusulan PKM M

Perguruan tinggi juga dapat melakukan monitoring dan evaluasi internal terhadap kinerja pengabdian masyarakat secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Penting untuk dicatat bahwa penilaian kinerja pengabdian masyarakat bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan keberhasilan pengabdian masyarakat. Hasil dari penilaian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan keberhasilan pengabdian masyarakat, perguruan tinggi perlu mengembangkan strategi dan program yang berkelanjutan. Hal ini meliputi pengembangan kapasitas sumber daya manusia, kerjasama dengan mitra eksternal, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan keuangan yang baik.

Dengan melibatkan seluruh elemen yang terkait, termasuk dosen, mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi dapat memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat dan pembangunan nasional secara keseluruhan.

`